Sunday, December 23, 2012

Limabelas Manusia Luar Biasa


DMT PDKT 2012
        SkenarioNya memang indah. Kalimat itu dapat mewakili perasaan saya selama menjalani aktivitas sejak Bulan Mei lalu hingga September lalu. Skenario yang telah mempertemukan saya dengan lima belas orang pemberi inspirasi. Mereka memiliki banyak potensi dan keunikan tersendiri.
         DMT. Disciplinary and Motivation Team. Sebuah tim dalam kepanitiaan orientasi kampus putih biru bernama PDKT [Pengenalan Dunia Kampus Telekomunikasi]. Sebuah tim yang bertugas menegakkan kedisiplinan panitia dan peserta. Sebuah tim yang juga bertugas memberikan asupan motivasi-motivasi penggugah jiwa, kepada sesama panitia dan juga peserta.
        
DMT Rangers, itulah sebutan mereka. Entah sejak kapan tepatnya nama ini muncul. Entah rasionalisasi seperti apa yang digunakan sehingga nama ini digunakan. Namun terlepas dari itu semua,  saya nyaman dengan sebutan tersebut. Saya nyaman berinteraksi dengan mereka, DMT Rangers.

1.      Ato - Hartanto
    Calm, Cool. Begitulah kesan pertama bertemu dengan Ato.  Goweser satu ini murah senyum dan ramah sekali. Ingin sekali rasanya melihat ia dalam kondisi marah, semarah-marahnya. Namun rasanya selama kepanitiaan ini tak berhasil saya dapatkan momen itu. :D
   
   Sosok pendiam dengan pembawaan yang tenang ini mendapat amanah lebih berat, yaitu mengkoordinir  tigabelas orang OC DMT. Tugasnya berat. Ia dituntut untuk dapat mengolah keragaman karakter di DMT menjadi sebuah kesatuan yang solid. Butuh adaptasi yang cukup lama tuk dapat menyatu dengan mereka. Sebagai Koordinator DMT, ia juga dituntut untuk bisa menjadi panutan bagi rekan satu timnya. Bagi rekan kepanitiaan secara keseluruhan tentunya. Tak jarang, beberapa rekan satu timnya kurang dapat menerima gaya kepemimpinan Ato. Namun seiring berjalannya waktu, Ato dapat membuktikan bahwa ia bisa. 

      Dialah Ato. Dibalik beratnya memikul beban, ia tak mau terlihat susah di hadapan rekan satu timnya. Senyumnya yang ringan, selalu bisa menutupi “beban hidup” yang ia rasakan.

2.      Angga - Angga Hidayah Ramadhan
     Angga. Putra terbaik Medan. Keras dan kritis. Saat SMA dia menjadi  ketua 1 OSIS. Anak band pula, gitaris. Mungkin banyak rekannya (para musisi) yang tidak mengira, seorang Angga bergabung dengan DMT. Saya pun heran. Bahkan ia merupakan salah satu dari tiga calon Koor DMT yang mengajukan diri.  Banyak pertanyaan yang saya ajukan ketika wawancara, terutama terkait peraturan. Dan  ia bisa menjawab dengan tegas dan meyakinkan. Dan memang benar, di tim ini pun ia mendapat tugas tuk menjadi penanggungjawab peraturan peserta.
    Selain itu, ia juga menjadi penanggung jawab Danlap. Ia dibantu rekan-rekannya bertugas mengadakan seleksi serta pelatihan untuk Danlap yang nantinya akan membantu DMT dalam pengondisian peserta di lapangan.
     Kadang memang  ia terkesan kurang rapi, emosional, dan keras kepala. Namun di sisi lain, ia memiliki tekad yang kuat, berjiwa pemimpin, serta keinginan tuk berusaha.

       Dialah Angga. Anak band yang kecemplung di ranah yang tak biasa. Ini baru luar biasa. :D

3.      Jody - Jody Arafat
     Anak Cikarang yang numpang lahir di Bandung. Putra sulung dari empat bersaudara yang tidak kalah hebatnya dengan yang lain. Sangat bertanggungjawab kepada keluarga. Penyayang ketiga adiknya. Partner asyik buat belajar bahasa Arab, karena pernah nyantri juga semasa SMP. Selera humor tinggi tak menghalangi  keseriusannya menjalankan amanah  di tim ini. Tak jarang ia sumbangkan ide-ide solutif dan kreatif. Jam terbangnya sebagai Outbond Trainer menjadikannya berani berbicara di depan umum dan mampu memberi motivasi bagi lingkungan sekitarnya.

     Ia sempat “menghilang” sekitar dua pekan di awal masa kepanitiaan ini. Bukan karena malas. Bukan juga karena lelah, ataupun semangat yang melemah. Saat itu ia harus pulang ke rumah guna membantu sang Ayah menyelesaikan studi magisternya. Dalam kondisi sibuk di rumah pun, komunikasi dengan rekannya tetap terjalin. Ia berusaha menyelesaikan urusan pribadinya sesegera mungkin agar dapat kembali bergabung dengan rekan-rekannya d Bandung.

     Walau terkadang cenderung memiliki sifat malas serta gemar menunda pengerjaan tugas, namun ia dan beberapa rekannya berhasil meloloskan proposal PIMNASnya dan berkesempatan mengikuti Monev (Monitoring dan Evaluasi) dari Dikti di bulain Mei kemarin.

      Dialah Jody. Sosok sederhana dan bersahaja. Partner dalam mencairkan suasana. :D

4.      Edo - Mohd Rhedo Margen
     Gondrong, sangar, ekspresi wajah datar. Itulah penampakan fisik yang saya ingat ketika awal bertemu dengannya, saat seluruh panitia PDKT dilantik di Lantai 2 Gedung B. Namanya Rhedo, namun belakangan kami memanggilnya Edo. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Anak tertampan di keluarganya, karena keempat saudara kandungnya adalah perempuan. Di masa kecil, ia harus ikhlas kehilangan adiknya, putri keempat, yang harus menghadapNya lebih awal. Namun saya rasa kota Pariaman Sumatera Barat bangga memiliki pemuda bernama Rhedo.

      Postur tubuh tinggi, atletis. Wajah garang, terkesan cuek dan apatis. Itulah kesan pertama saat jumpa dengannya. Pendiam, terkesan cuek dengan lingkungan. Tertutup, terkesan sulit tuk membuka diri. Itulah yang saya lihat dalam dirinya ketika masa awal adaptasi.
Namun seiring berjalannya waktu, semua tampak lebih nyata. Ternyata ia tak bisa diam. Edo memiliki kepekaan terhadap lingkunganya serta epedulian terhadap rekan-rekannya.  Ia memiliki inisiatif yang baik tuk menjaga keutuhan keluarga di tim ini.

Dialah Edo. Dibalik kerasnya jiwa seorang atlet karateka, ia memiliki kelembutan hati seorang pujangga. ^^

5.      Nunu - Nugroho Ibnu Purwandityo
     Wajah bengis, perangai melankolis. Tampang sinis, hati romantis.
     Ibnu. Nama itu yang pertama saya kenal saat pertama kali kami berjumpa di OpenMind PDKT2012. Segudang aktivitas semasa SMA dan saat awal perkuliahan membawanya menjadi pribadi yang tangguh. Elegan dan berwibawa, itulah kesan awal Nunu memperkenalkan dirinya saat  pertemuan pertama DMT di saung malam itu.

      Putra terbaik Martapura ini telah menjadi aktivis sejak SMP. Grafik karirnya ketika SMP cenderung meningkat, terbukti dengan amanahnya yang menghampirinya secara bertahap.  Sebagai Wakil Ketua OSIS, dilanjutkan di tahun selanjutnya diamanahi sebagai Ketua OSIS. Itu masa SMP.

     Hal serupa ternyata terjadi lagi saat SMA. Pernah menjabat sebagai Wakil Ketua OSIS. Dilanjutkan di tahun selanjutnya menjadi Ketua OSIS. *CMIIW
     Cerdas. Ia konsisten duduk di peringkat pertama sejak SD hingga SMA. (Sekarang bagaiamana Nu? ^^)

     Sekilas ia memang terkesan angkuh dan memiliki senyum asimetris yang tentunya  tidak manis. Namun ternyata ia memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi. Bahkan ia juga memiliki sifat humoris. Selain unggul di seni organisasi, Bidang seni yang lain juga ia kuasai. Dari musik, hingga lukis.
       Kisah “Redoxon” sangat melegenda bagi bocah satu ini. Untuk lebih jelasnya tentang kisah tersebut, silahkan tanyakan langsung ke beliau. Karena saya pun tak sanggup untuk menceritakan dalam bahasa tulisan. ^^

      Dialah Nunu. Walau ia berkacamata, jangan coba-coba meremehkan dirinya. Jangan pernah mengira bahwa ia tak bisa berkelahi. Sekian. :D

6.      Aul - Aulia Husni Nurul Afwan Istamar
Aul. Bermanfaat dan menginspirasi. Tiga kata itu yang segera menghinggapi pikiran saya tentang Aul. Teringat memori satu tahun silam ketika hajatan Pemira dirayakan. Okeskip ^^V

      Pantang menyerah, itulah karakter dirinya. Tak pernah berputus asa dalam hal mencoba. Apakah tahun ini kembali “mencoba”? #eh
      Ia (seharusnya) menjadi sosok yang dituakan (setelah saya) di tim ini. Ia menjadi penghibur bagi kami di hampir setiap waktu.

      Pengalaman organisasinya serta  jam terbang aktivitasnya, sangat membantu adik-adiknya yang lain tuk bisa berkembang di tim ini.

      Aktivitas geladi yang menyita banyak waktu di luar memang mengurangi jatah waktu tuk bisa lebih lama berbagi banyak hal di tim ini. Namun yang terkadang saya heran, sekalinya ia hadir, menjadi angin segar bagi yang lain untuk membully dirinya. Bahkan, secara tak langsung, seringkali Aul ini seolah memberi umpan, bahwa ia ingin dibully.
Bagi saya, Aul telah banyak membantu saya jalankan peran sebagai kakak di tim ini. Tinggal bagaimana masing-masing dari peran adek dan kakak ini bisa berjalan dengan baik. Kakak (Aul) sayangi adek-adek (DMT), dan adek-adek (DMT) hormati kakak (Aul) :D

      Dialah Aul. Selalu tebar manfaat. Selalu bagikan inspirasi. Bermanfaat dan menginspirasi.. ^^

7.      iGur - Gurnita Koncana Indraloka
    Gurnita. Putra Bandung, asli Sunda. Anak ini cenderung mudah beradaptasi serta mudah bergaul dengan orang yang baru ia kenal. Seringkali membuat Edo agak kesal saat kesempatan berkumpul, namun kami asyik berbicara dengan bahasa Sunda. Tempat tinggalnya yang relative jauh dari kampus, tak mengurangi semangatnya tuk member kontribusi aktif bagi tim ini. Gur  tinggal bersama orangtuanya di Ciwidey. Setiap akhir pekan, ia harus luangkan waktunya telusuri Bandung Selatan untuk hadiri binsik dan rapat pleno rutin. Belum lagi ditambah jadwal Ratim yang tentunya menyita waktu selain akhir pekan. Ya, inilah perjuangan. Inilah pengorbanan. Dengan perjalanan sejauh itu, hampir tidak pernah kami mendengar keluhan darinya.

     Lucu. Diamnya saja membuat siapa pun yang memandangnya sulit menahan tawa. Karena memang pembawaannya yang lucu. Hebatlah bagi kami yang mampu bertahan lebih lama bertatap muka dengannya saat latihan mimik. :D

      Pengalaman kami yang tak terlupakan adalah saat berkesempatan bersilaturrahim ke Ciwidey. Kami bertemu dengan orangtuanya, walau tak sempat berlama-lama kami berbincang dengan kedua orangtuanya. Sama seperti Gur, mereka memiliki selera humor yang tinggi. Terutama ayahnya.

      Kami pun berwisata ke Curug yang tak jauh dari rumah Gur. Pasti, Gur menjadi tourGuide kami. Banyak pengalaman kami dapatkan di sana. Banyak cerita yang terekam dari perjalanan ini. Sayang, salah seorang Rangers  tak bisa ikut bersama kami..
      Bersama dengan Edo dan Jody, serta dengan saya tentunya, selalu kompak “menghibur” Capres yang belum berhasil di tahun lalu. :p

      Dialah iGur. Sosok sederhana yang selalu ceria. Kabayan modern yang kami punya. Segala kendala tak seharusnya menjadi penghalang tuk berkontribusi nyata, namun seharusnya menjadi pemantik semangat tuk mampu berkarya.

8.      Epo - Epo Ilham Ajiprasetyo
Epo. Pertama bertemu dengannya adalah saat wawancara bersama dengan kedua calon Koor DMT lainnya. Kecintaannya terhadap alam, tak mengurangi niatnya tuk berkontribusi di jalur kaderisasi ini.

      Manjat gunung, itulah hobinya. Entah sudah berapa gunung  yang tlah ia telusuri. Entah puncak gunung mana saja yang berhasil ia jajaki. ^^

       Kritis dan kreatif. Terlihat dari jawaban-jawaban yang ia berikan saat wawancara. Ia memiliki semangat dan antusias yang tinggi. Daya inisiatifnya pun cukup teruji.
       Namun mungkin beberapa rekannya, termasuk saya  sempat merasakan bahwa sifat-sifat tersebut hanya dirasakan di masa awal tim ini terbentuk. Seiring berjalannya waktu, semangat, antusias, serta inisiatif bocah satu ini terasa berkurang. Entah karena apa.

       Susah bangun, itu kelemahannya. Bangun dalam artian bangun tidur di pagi hari yaaa.^^
       Sampai suatu ketika, kami harus menunggunya hingga hampir habis kesabaran kami. Ingat saat kapan, Rangers? Yap. Ia hampir saja kami tinggal pergi ke Ciwidey. Dan dengan tanpa penyesalan sedikit pun, ia tetap ringan menyunggingkan senyumnya. -_-“ 

       Dialah Epo. Postur tubhnya yang ramping mungkin sangat membantu tuk lancarkan jurus menghilangny.
       Ia selalu ceria serta senyumnya yang khas menjadi kenangan tersendiri bagi kami.

9.      Dwi - Dwi Puspitasari
Dwicuuy. Penghuni Jakarta yang hijrah studi ke Bandung.  Ternyata satu SMP dengan saya, beda (jauh) angkatan, beda jaman. ^^

      Pernah dengan pede-nya mengaku Kece’. -,-
      Ia memiliki ketegasan dalam bersikap. Ia juga mudah berkomunikasi dengan orang lain, memiliki communication skill yang baik. Ia juga memiliki tanggungjawab yang besar tentunya. Ia juga kuat makan, seperti saya. Rasanya aneh saja ketika melihat Dwi makan hanya satu porsi saja. Dwi minimal duaaa.. :D

       Dwi dibantu Edo dan rekan-rekan selaku penanggungjawab kegiatan Motivasi Akbar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan konsepan Movak yang unik, berkesan bagi peserta.
       Sempat kehilangan momen penting bersama kami, yaitu ia tidak bisa mengikuti upgrading DMT di Ciwidey, karena harus menyelesaikan suatu urusan di Jakarta. Apa ya waktu itu? Khitanan sepupu bukan wii? :p
       Sangat disayangkan memang, ketika ada salah seorang Rangers tidak bisa turut serta meramaikan momen kebersamaan. Tapi sekali lagi, kita hanya bisa berencana, dan Dia punya lebih banyak rencana.

        Dialah Dwi. Selalu bergerak menebar kebaikan. Bergerak atau tergantikan.

10.   Fanny - Fanny Octaviany
Fanny. Satu lagi urang Bandung yang berkomitmen tuk kepanitiaan ini. Aktif di OSIS SMP dan SMA. Pengalaman kepanitiaan pun tidak sedikit yang ia miliki.

      Sosok ramah dan rajin ini juga termotivasi oleh keinginan tuk membentuk kader bangsa yang berguna bagi banyak orang. Ia ingin menjadi bagian dari pencetak kader tersebut.

      Anak pertama dari tiga bersaudara ini mampu membagi waktu dengan baik. Membagi waktu antara untuk bercengkrama dengan keluarga di rumah, dengan waktu untuk mengerjakan tugas kepanitiaan di kampus. Ia juga tekun dan memiliki tanggung jawab yang tinggi

       Dialah Fanny. Diam bukan berarti tak bekerja. Diamnya adalah memikirkan kontribusi apa yang dapat ia berikan. Selalu sabar hadapi gangguan. Ketika ada gangguan, cukup berkata ,”Parah banget yak. (fanny style)” :D

11.   Fantri - Fantri Rizkiani Suharja
Fantri. Jiwa aktivis telah ia miliki sejak SMP. Menjadi ketua MPK di bangku SMP. Di bangku SMA, ia awali pergerakannya di OSIS sebgai bendahara, sebelum akhirnya menjadi Ketua OSIS di tahun berikutnya. Wow. ^^

       Bakat organisasi ia lanjutkan di bangku kuliah. Diawali dengan menjadi bagian Basis Masa BEM, kemudian aktif di SKI, serta aktif di BEM KBM ITT. *CMIIW J

       Aktivitas di kepanitiaan tentunya tidak sedikit. Bahkan tak terhitung sepertinya. :D
        Ia menyukai tantangan. Terlihat dari aktivitasnya yang cenderung meningkat di tiap waktunya, baik dari segi kuantitas, maupun kualitasnya.

       Tentu, ia memiliki tanggungjawab serta kedisiplinan yang tinggi.
       Satu hal yang tak terlupakan bagi saya ketika ia memperkenalkan diri tuk pertama kalinya adalah sifatnya yang emosional, sensitif. Jika sekarang ia tersenyum atau tertawa, beberapa saat kemudian sangat mungkin bagi dirinya menangis. Mudah tertawa, mudah juga menangis.

       Pengalaman organisasi menjadikannya sangat paham tentang arti pentingnya sebuah kaderisasi. Ia sangat termotivasi tuk berkontribusi menanamkan nilai positif di jalaur kaderisasi. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mengikuti kepanitiaan ini. Dan DMT, wadah strategis tuk lancarkan misi itu. Gitu bukan Fan? ^^

      Dialah Fantri. Tiada hari tanpa kontribusi. Tiada henti berkontribusi aktif dalam siklus kaderisasi. Berani, Kritisi, Hadapi…

12.   Ipun - Putri Nandari Elman Astadipura
Sama seperti Ato, cool and calm. Kesan pertama saat bertemu di saung jumpa perdana. Ipun yang lahir di Bogor lalu kemudian dibesarkan di Bandung ini merangkap tugas sebagai bendahara tim. Agak was-was saat ia mulai mendekat, lalu “memalak” kami, cepat, tanpa basa-basi. Ia juga spesialis penyedia konsumsi tuk binsik kami.

       Ia pendiam (awalnya). Namun ketika sudah berinteraksi dengannya lebih jauh, baru akan menyadari “berisik”nya Ipun. Jangan sering membuatnya tertawa, karena akan nampak matanya yang segaris layaknya putri-putri Japan. :p

        Dan ipun  tipikal orang yang sangat menghargai waktu. Jadi jangan coba-coba tuk terlambat ketika sudah  berjanji  dengannya. Didikan Paskibraka sangat melekat padanya, terlihat dari sikap disiplinnya.

       Ia juga pemberani (kelihatannya). Namun seiring berjalannya waktu, barulah diketahui bahwa Ipun agak takut dengan hal-hal horror, sama kayak Cippy, parno. Parno, pake “a”. ^^

       Hal ini saya buktikan saat perjalanan pulang dari Curug Ciwidey menuju kediaman Gur. :p
Namun dibalik itu semua, tanggungjawabnya terhadap tim ini sangatlah tinggi. Kepedulian terhadap rekan satu timnya begitu teruji.

       Dialah Ipun. Selalu berusaha melakukan yang terbaik. Selalu berusaha menjaga kekompakkan tim.

13.   Shasha - Shahnaz Nadia Larasati
Shasha. Tak hadir ketika pelantikan. Baru hadir di pertemuan perdana di saung. Sama seperti yang lain. Pendiam. Itulah kesan awal yang diberikan. Diam-diam sudah menjadi aktivis juga semenjak SMA.  Selain aktif di OSIS, ia secara bertahap menempati posisi strategis kepanitiaan. Wakil ketua, lalu kemudian Ketua Pelaksana sebuah event pernah ia geluti.

       Dari pengalaman inilah jiwa kepemimpinannya terasah. Sebelum bergabung dengan kepanitiaan ini, ia telah aktif di UKM olahraga, Riverside hingga kini. Aktivitas di lebih dari satu tempat membuatnya berlatih tuk memanajemen diri. Walau terkadang, padatnya aktivitas membuat kondisi fisik menjadi tidak fit.

       Rekan-rekannya sempat merasa “kehilangan” shasha. Pertama karena masalah kesehatannya yang kurang stabil, sehingga ia sering melewatkan momen-momen bersama. Yang kedua, pada kesempatan tertentu, ia lebih cenderung “ada” di tim lain ketimbang di timnya sendiri. Bagi saya, ini perasaan yang wajar dari seorang rekan yang “kehilangan” partnernya. Dan bagi saya ini bukan masalah, bahkan menjadi bahan renungan bagi tim ini. Barangkali anggota tim ini belum mampu memberi rasa nyaman kepada setiap anggotanya.

       Shasha. Awalnya ia  cenderung tertutup. Namun seiring berjalannya waktu, kecenderungan itu bisa berubah. Menjadi Shasha yang lebih terbuka, sesuai dengan proporsinya. Jika memang ia ingin berbagi cerita, akan ia ceritakan, begitu pun sebaliknya.

     Dialah Shasha. Jangan paksakan suatu hal padanya, karena ia tak suka dipaksa. Di tengah keterbatasan yang dimiliki, kami yakin ia selalu berjuang tuk berikan yang terbaik bagi tim ini. Memiliki  satu kekuatan yang jarang disadari oleh rekannya, loyalitas.

14.   Cippy - Silvi Rushanti Widodo
Jutek. Penampakan fisik yang saya tangkap saat pertama jumpa. Terkesan cuek dan agak galak juga sepertinya. Putri Kediri yang satu ini memiliki daya imajinasi yang tinggi. Entah daya imajinasi atau daya khayal. Itulah pokoknya. Jika ia sudah membayangkan sesuatu, dan itu merupakan hal yang lucu (baginya), maka akan sulit bagi siapa pun untuk menghentikan tertawanya.

      Bayangkan Bang James pake pakaian balet lah,, hmm..
      bayangkan Edo gunakan aksesoris pink lah,, hmm..
      bayangkan Kak Aul menjadi Presma lah,, hmm..
      bayangkan Jody (yang berkumis) itu pake jilbab lah, hmm..

      Selama imajinasi itu baik dan hadirkan sugesti positif, okelah..
      Nah, asal jangan hadirkan imajinasi-imajinasi yang aneh-aneh  aja yaa.. okeskip.
      Belakangan baru saya ketahui bahwa Cippy pernah menjuarai lomba debat ketika SMA. *Entah apa yang diperdebatkan. Entah dengan siapa ia berdebat. Tapi keren lah dapet juara 1 mah :D

      Cippy ini agak parno. Sekali lagi parno, pake “a”. Weekpoint ini yang menjadi bahan penghibur rekan lainnya dengan korban: Cippy. ^^

       Dia  lah Cippy. Jangan sekali-kali menekuk kaki Anda di dekatnya. Putri Kediri yang mahir berbahasa Java. :p

15.   Mpit - Syafinatul Fitri
Mpit. Di tengah kesibukannya menjadi pegiat sosial Cakrawal Baca, masih mampu meluangkan waktu tuk sekadar menanyakan kabar, mendengarkan segala permasalahan Rangers, serta mengupgrade kapasitas mereka.

Bagi saya, mereka adalah  limabelas manusia luar biasa. Saya yakin, kelak mereka akan menjadi aktor dan aktris sejarah di kampus putih biru. Mereka bukan hanya sekadar Actor of Change. Mereka lah Director of Change yang ‘kan berkontribusi membawa peradaban ke arah yang lebih baik. InsyaAllah.. Dengan izin Allah..

Mengutip perkataan salah seorang Rangers di suatu waktu,

“Terimakasih untuk hari-hari yang membahagiakan..
 Teri
makasih untuk cinta yang tak akan pernah habis tertelan..”

Jelang Shubuh @PojokanMSU
Jumat, 12 Oktober 2012
-BangJames-


No comments:

Post a Comment