Wednesday, February 26, 2014

Tadarus 28


Jakarta, 5 Mei 2012.

Sehari pasca milad, tetiba galau (tepatnya 'rindu') dengan suasana rutinitas tadarus pagi di SMAN 28 Jakarta. Aktivitas harian yang biasa dilakukan sebelum memulai pelajaran. Maka dengan spontan muncul ide meramaikan hashtag #tadarus di linimasa, sejenak bernostalgia masa indah di SMA. Berikut kicauan dari akun twitter @bangjamil memulai cerita mengenai #tadarus.

Teruntuk Warga 28, selamat bernostalgia! ^^

Sesederhana itu...

Sesederhana bebas bernafas tanpa dipungut bayaran; 
Sesederhana kelopak mata yang dapat melakukan kedipan;
Sesederhana berbagai anggota tubuh yang dapat melakukan berbagai gerakan;
Sesederhana tubuh nan sehat sehingga dapat lakukan ragam kegiatan;
Sesederhana mata yang mampu menatap indahnya karya Tuhan;
Sesederhana telinga yang mampu mendengar ragam suara;
Sesederhana mulut yang menjadi jalan masuknya makanan;
Sesederhana lidah yang mengecap rasa dan mengucap berbagai kata;
Bahkan sesederhana bebas dari sakit gigi ataupun sariawan;
Sesederhana itu...
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kau dustakan...

Sesederhana akal yang mudah berfikir;
Sesederhana hati yang gemar berdzikir;
Sesederhana raga yang terbangun pasca terlelap di malam panjang;
Sesederhana hati yang cenderung dalam ketaatan;
Sesederhana diri yang terjaga dari bisik kemaksiatan;
Sesederhana beragam kemudahan yang hadir pasca kesulitan;
Sesederhana ringannya tangan memberi kepada yang membutuhkan;
Sesederhana langkah yang dimudahkan berjalan menuju ketaqwaan;
Sesederhana tiap perjalanan yang diberi keselamatan; 
Sesederhana dipertemukan dengan ragam orang yang mengajak pada kebaikan;
Sesederhana itu...
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kau dustakan...



Sebuah kontemplasi diri,
Bandung dini hari,
26 Februari 2014 

Monday, February 24, 2014

Lagu Rindu

"cepat pulang...
cepat kembali,

jangan pergi lagi..."

Potongan bait lagu di TV itu tetiba memecah konsentrasi kami bertiga. "Tuh, cepetan pulaang...", celetuk Helda (adek gue yang pertama) disaat gue, Helda, dan Aghni (si bungsu) ngumpul di ruang keluarga, depan TV waktu gue berkesempatan pulang beberapa waktu lalu.

Tuesday, February 18, 2014

Meluruskan Kekeliruan Sejarah: Viking vs Jakmania (bag.3)

Persib Bandung dan Persija Jakarta. Dua klub sepakbola Indonesia yang selalu ramai dibicarakan jelang duel laga pertandingan. Perseteruan antar dua kelompok supporter; Viking dan Jakmania seakan tidak ada habisnya 'tuk diperbincangkan. Banyak pula yang tidak mengetahui sejarah permusuhan dua kelompok supporter ini. Sebagian besar kebencian antar masing-masing kelompok berasal dari budaya saling menebarkan kebencian tanpa berusaha mencari tahu bagaimana permusuhan berkepanjangan ini bermula.

Berikut sebuah artikel dari seorang Bobotoh (pendukung) Persib Bandung, @ekomaung

***

...Lanjutan dari bagian sebelumnya...

Gesekan berlanjut
 
"GBK pernah BIRU"
Di masa itu PERSIB memang kurang bersinar, nama besar dan loyalitas bobotoh-nya lah yang membuat PERSIB tetap disegani, dan diantara keredupannya itu, tetap ada satu nama yang mampu menjada track PERSIB sebagai penyuplai pemain untuk tim nasional setelah berakhirnya era Robi Darwis, satu-satunya pemain PERSIB yang tetap dipanggil oleh tim nasional itu adalah pemilik VO2MAX tertinggi di timnas pada saat itu, salah satu pemain favorit penulis, dia adalah Yaris Riyadi.

Meluruskan Kekeliruan Sejarah: Viking vs Jakmania (bag.2)

Persib Bandung dan Persija Jakarta. Dua klub sepakbola Indonesia yang selalu ramai dibicarakan jelang duel laga pertandingan. Perseteruan antar dua kelompok supporter; Viking dan Jakmania seakan tidak ada habisnya 'tuk diperbincangkan. Banyak pula yang tidak mengetahui sejarah permusuhan dua kelompok supporter ini. Sebagian besar kebencian antar masing-masing kelompok berasal dari budaya saling menebarkan kebencian tanpa berusaha mencari tahu bagaimana permusuhan berkepanjangan ini bermula.

Berikut sebuah artikel dari seorang Bobotoh (pendukung) Persib Bandung, @ekomaung

***

...Lanjutan dari bagian sebelumnya...

Gesekan Pertama

Gesekan pertama terjadi sekitar tahun 1999 di Siliwangi Bandung, saat itu Persija yang disuntik dana besar oleh Sutiyoso hadir dengan materi-materi terbaik dimasanya seperti Luciano Leandro, Dedi Umarella dll, sedangkan PERSIB bermaterikan pemain-pemain veteran dan lokal yang tak terlalu mentereng namanya. Luar biasa animo bobotoh dalam laga ini, saya ingat betul saat itu sulit sekali untuk mendapatkan tiket tribun timur, dulu Viking masih menguasai tribun selatan, dan elemen-elemen bobotoh yang menjadi cikal bakal BOMBER masih tersebar seperti stone lovers, suporter forever, BFT, Provost PERSIB, Vorib, robokop, Casper, tiger fortune dll.

Disaat itu puluhan ribu bobotoh masih tertahan diluar tak dapat masuk stadion, sementara suasana di dalam stadion pun semakin tak nyaman karena penonton berdesakan. Disaat itulah tiba-tiba banyak bus mendekat ke area stadion, mereka adalah bus-bus yang membawa Jakmania, kalau tidak salah ada sekitar 7 bus, cukup banyak memang karena gratisan dan disupport dana oleh sutiyoso. Terbayang apa yang terjadi, disaat “penduduk asli” yaitu suporter tuan rumah pun emosi karena tidak dapat masuk stadion, tiba-tiba datanglah “tamu tak diundang” dari ibukota, dengan gaya yang mungkin dianggap kurang berkenan maka terjadilah gesekan itu, saya kurang tau persisnya namun beberapa bus memutar ke arah jalan menado dengan kaca-kaca pecah dan terdengar kata-kata makian.
Alkisah PERSIB kalah hari itu, kericuhan terjadi di dalam dan di luar stadion, saya ingat benar saat itu Luciano Leandro kepalanya bocor terkena lemparan batu, dan musim itu adalah musim dimana jerseynya sangat saya suka yaitu apparel reebok, cukup elegan dan simpel, harga originalnya di toko olahraga berkelas di BiP sekitar Rp. 79.000,00 , harga yang terbilang cukup mahal pada saat itu...

Meluruskan Kekeliruan Sejarah: Viking vs Jakmania (bag.1)

Bobotoh Persib - The Jakmania
Persib Bandung dan Persija Jakarta. Dua klub sepakbola Indonesia yang selalu ramai dibicarakan jelang duel laga pertandingan. Perseteruan antar dua kelompok supporter; Viking dan Jakmania seakan tidak ada habisnya 'tuk diperbincangkan. Banyak pula yang tidak mengetahui sejarah permusuhan dua kelompok supporter ini. Sebagian besar kebencian antar masing-masing kelompok berasal dari budaya saling menebarkan kebencian tanpa berusaha mencari tahu bagaimana permusuhan berkepanjangan ini bermula.

Berikut sebuah artikel dari seorang Bobotoh (pendukung) Persib Bandung, @ekomaung

***

Sunday, February 16, 2014

COCOKLOGI*

Gunung Kelud
Ini adalah cabang ilmu baru. Dengan menggunakan ilmu ini, maka segala hal bisa dicocok-cocokkan dengan al-Qur’an, sumber hukum paling utama dalam ajaran Islam. Dimulai dari musibah.

Mengapa harus mulai dari musibah? Ya, karena musibah adalah suatu hal yang dapat dengan mudah menyentuh hati manusia. Selain itu, musibah juga secara otomatis mengingatkan manusia kepada Sang Pencipta. Bahkan orang ateis pun – konon – ketika berada dalam situasi genting, akan kelepasan ngomong “Ya Tuhan!” Kalau seorang ateis pun bisa begitu, apatah lagi rakyat Indonesia yang dikenal sangat religius ini.

Saturday, February 8, 2014

Young Leader Talk (2): Pemuda, Jangan Golput!

Setelah saya mengawali bahasan acara #YLT4 dengan judul "Ada Ulil di balik Gita?", kali ini saya akan memaparkan konten inti dari diskusi  bersama Uda Yusuf dan Pak Gita Wirjawan. Yap, acara inti diskusi ialah saat beliau berdua berbicara. Sedangkan saat Ulil yang berbicara, itu hanya selingan wawasan bahwa ternyata pentolan JIL ada di belakang Pak GW. ^^

Bismillah, mari kita simak beberapa rangkuman dari hasil diskusi Uda Yusuf dan Pak Gita Wirjawan.

Gita Wirjawan di Young Leader Talk
Bandung, 5 Februari 2014

Setelah Kang Syauqi selaku moderator membuka diskusi, kesempatan bicara pertama diberikan kepada Pak Gita.

Thursday, February 6, 2014

Young Leader Talk (1): Ada Ulil di balik Gita?

Sumber: @fimkece
Rabu, 5 Februari 2014 saya mengikuti sebuah diskusi kepemudaan "Young Leader Talk" yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Muda (FIM) chapter Bandung bekerjasama dengan Bandung Strategic Leadership Forum (BSLF). Acara yang menghadirkan Ridwansyah Yusuf (@udayusuf) dan Pak Gita Wirjawan ini mendapat sambutan hangat dari para peserta yang didominasi oleh mahasiswa se-Bandung Raya.

Acara yang sejatinya dimulai pukul 19.30 ini harus dimulai pukul 20.30 karena keterlambatan kehadiran sang (mantan) menteri perdagangan, Gita Wirjawan. Para peserta yang sudah memadati Kedai Persib, Jalan Sulanjana ini pun tetap sabar menanti kehadiran narasumber satu ini. Baru saya ketahui ternyata di hari yang sama, Pak GW ini mengikuti serangkaian acara Debat Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat dari siang hingga petang di Hotel Harris, Bandung. Debat konvensi Capres pun telat usai. Sehingga menyebabkan keterlambatan Pak GW hadir di tempat diskusi.

Tuesday, February 4, 2014

"Kelas Termalas"; Testimoni Seorang Guru untuk XII IPA 1

Sama seperti postingan sebelumnya...

Nemu postingan keren dari seorang English Teacher yang (juga) keren abis!!! Yap, ialah Mis Novi. Beliau selalu bisa menghadirkan memori masa lalu yang berwarna melalui tulisannya.

Yess! Laki terdepan. Kering kerontang. Namanya Afdan ^^


Perpisahan CK: Cerita Lama yang Baru Terbaca

Mis Novi & XI IPA1
(gambar diambil dari sini)
Iseng searching dengan keyword nama gue, nemu postingan keren dari guru gaul bin kece di 28! Novia Rozet, atau biasa akrab dipanggil Mis Novi.

Setelah sekian tahun, baru baca postingan ini. Cerita seru tentang persahabatan. Baik antara sesama murid, maupun antara murid dengan guru.






Monday, February 3, 2014

Berkenalan Dengan Marawis28

Suatu ketika di awal tahun ajaran 2005..

Sore itu menunjukkan jam pulang sekolah. Belasan anak kelas sepuluh berkumpul di MBR, Masjid Baiturrahman, masjid di sekolah kami SMA 28 Jakarta. Mereka sedang mendengarkan arahan dari salah seorang senior marawis, Ahong namanya. Gw juga lupa, ga pernah tau nama aslinya siapa.  :p

Balik lagi ke MBR. Mereka yang nyimak arahan Ahong adalah sekumpulan anak-anak baru peminat seni marawis. Dan gw termasuk di dalamnya. Pertemuan itu merupakan pertemuan pertama pasca "promosi" marawis saat MOS. Agendanya: perkenalan.


Jaman ababil didikan Ahong, sebelum jadi Genereasi Nunduk


Narasi RSPQ

RSPQ
RSPQ, bukan sekadar empat huruf diantara duapuluh enam huruf yang ada. Melainkan tempat dimana banyak proses pembelajaran di dalamnya.

Rumah Singgah Pecinta alQuran, itulah kepanjangannya. Sebuah rumah kontrakan sederhana yang diwakafkan untuk menjadi pelita masyakarat sekitarnya. RSPQ ini beralamat di Gg.Slamet3, Jalan Sukabirus E13 RT05 / RW08, Desa Citereup Kecamatan Dayeuhkolot, Kab. Bandung. Berada di tengah hunian kost-kostan mahasiswa kampus Universitas Telkom, juga di tengah-tengah hunian warga masyarakat sekitar.