Persib Bandung dan
Persija Jakarta. Dua klub sepakbola Indonesia yang selalu ramai
dibicarakan jelang duel laga pertandingan. Perseteruan antar dua
kelompok supporter; Viking dan Jakmania
seakan tidak ada habisnya 'tuk diperbincangkan. Banyak pula yang tidak
mengetahui sejarah permusuhan dua kelompok supporter ini. Sebagian besar
kebencian antar masing-masing kelompok berasal dari budaya saling
menebarkan kebencian tanpa berusaha mencari tahu bagaimana permusuhan
berkepanjangan ini bermula.
Berikut sebuah artikel dari seorang Bobotoh (pendukung) Persib Bandung, @ekomaung
Berikut sebuah artikel dari seorang Bobotoh (pendukung) Persib Bandung, @ekomaung
***
...Lanjutan dari bagian sebelumnya...
Gesekan berlanjut
"GBK pernah BIRU" |
Di masa itu PERSIB memang kurang bersinar, nama besar dan loyalitas
bobotoh-nya lah yang membuat PERSIB tetap disegani, dan diantara
keredupannya itu, tetap ada satu nama yang mampu menjada track PERSIB
sebagai penyuplai pemain untuk tim nasional setelah berakhirnya era Robi
Darwis, satu-satunya pemain PERSIB yang tetap dipanggil oleh tim
nasional itu adalah pemilik VO2MAX tertinggi di timnas pada saat itu,
salah satu pemain favorit penulis, dia adalah Yaris Riyadi.
Dengan adanya satu wakil PERSIB di
timnas maka sudah menjadi alasan yang cukup kuat bagi bobotoh untuk
tetap setia memberi dukungan kepada tim merah putih, terutama saat
berlaga di GBK, dan diantara mereka yang rajin nonton timnas adalah
anak-anak Viking Jabodetabek (sekarang kan memekarkan diri menjadi vkg
bekasi, bogor dsb), nah konon katanya, euceuk, ceunah, meureun, sejak
kejadian bentrok di Bandung itu, anak-anak Jakmania mulai melakukan
intimidasi dan gangguan-gangguan serius kepada anak-anak Viking
jabodetabek ataupun para penonton asal Bandung, alkisah makin lama makin
hot dan dibalas pula dalam setiap kesempatan meskipun itu diluar laga
PERSIB vs Persija. Salah satu yang saya ingat adalah gangguan yang
ditujukan pada Jakmania ketika Persija bertandang ke kandang persikab di
stadion sangkuriang cimahi, rupanya acara ganggu-mengganggu ini cukup
banyak juga peminatnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa peletup dan
momentum yang membuat pertikaian ini semakin membara dan sulit padam
adalah kejadian setelah kuis siapa berani di Indosiar. Saat itu
anak-anak Viking yang tampil sebagai jauara kuis rupanya telah diincar
dan siap dihabisi sejak mulai studio hingga jalan tol, insiden terhebat
adalah di pintu tol tomang, anak-anak Viking di hajar habis-habisan dan
ya begitulah tak perlu diceritakan secara detail.
Bentrokan terhebat yang terjadi pasca
insiden Kuis Siapa Berani terjadi sekitar tahun 2001. Saat itu PERSIB
dijamu Persija di GBK Jakarta, kebetulan saat itu isu-nya masih terbatas
Viking dan Jakmania, belum bobotoh ataupun suporter PERSIB secara
keseluruhan. Saya masih ingat saat itu anak-anak Viking berangkat
menggunakan banyak bus, sedangkan Bobotoh lain berangkat menggunakan
banyak mobil pribadi,termasuk saya yang memilih menggunakan minibus
bersama kawan-kawan.
Jika tak salah dulu kami masih
menggunakan jalan via Puncak belum Cipularang, semua masih tertawa-tawa
hingga kami memasuki tol dalam kota Jakarta. Disamping kami di jalan
reguler melaju sejajar sebuah metromini sarat Jakmania yang terus
menunjuk-nunjuk kami dan meneriaki mobil kami, saat itu atmosfer
permusuhan belum separah sekarang sehingga ya berani-berani saja tetap
kibar bendera biru dan memakai baju PERSIB, karena yang punya masalah
kan Viking dan Jakmania, sedangkan kami yang tidak bergabung dengan
rombongan seharusnya aman, itu cara pikir bobotoh kebanyakan. Karena
beberapa mobil plat D didepan pun tak melepas bendera PERSIB mereka, dan
rupanya itu adalah ide buruk…sangat-sangat buruk. Lepas dari tol, mobil
kami beserta 2 mobil lainnya dikejar oleh ratusan Jakmania. Segeralah
gas ditancap dengan maksud melarikan diri, namun tak diduga macet luar
biasa di depan TVRI, mobil kami terhenti dan segeralah Jakmania
mengerubungi mobil kami, bunyi keras sekali entah apa yang mereka
gunakan untuk menghajar bodi mobil dan kaca, pendek cerita, kaca mulai
pecah dan rontok, kawan-kawan yang duduk paling dekat dengan jendela pun
terkena pukulan langsung. Saya masih ingat andai TUHAN tak segera
menolong kami saat itu mungkin kami akan menjadi bulan-bulanan paling
parah ya mati dan saya tak mungkin menulis tulisan ini. Pertolongan
TUHAN itu adalah ketenangan luar biasa dari sang sopir, meski darah
mengalir dari kepalanya dia tetap dapat melihat jalan kecil sisa galian
kabel di tepi jalan dan segera melewati jalan itu, terlewatilah
masa-masa yang tak akan pernah kami lupakan itu.
Kami dipandu oleh salah seorang Viking
jabotabek bernama Agus Rahmat dan segera mengamankan diri ke area
lapangan hoki, sementara yang lain mencoba menghentikan pendarahan dan
melakukan pertolongan pertama. Sementara itu menurut kabar anak-anak
Viking pun terlibat bentrokan hebat dan tak dapat masuk stadion,
bentrokan terjadi di luar dan dalam stadion karena beberapa kawan yang
bisa masuk stadion (konon mereka ini adalah anak-anak jabodetabek)
berada dalam jangkauan Jakmania sehingga polisi menembakkan gas air mata
untuk menghalau the jak, imbasnya sampai ke lapangan, konon Aceng
Juanda cs pun bergelimpangan di lapangan hijau akibat gas airmata ini,
PERSIB kalah 0-3 dan bagi sebagian orang yang menjadi korban insiden
pada hari itu, mereka telah menemukan alasan untuk menyatakan perang
seumur hidup kepada Jakmania, slogan-slogan permusuhan pun mulai marak
dan menjadi komoditas ekonomi untuk dicetak pada kaos-kaos suporter.
Sekian.
***
No comments:
Post a Comment