Tuesday, February 18, 2014

Meluruskan Kekeliruan Sejarah: Viking vs Jakmania (bag.3)

Persib Bandung dan Persija Jakarta. Dua klub sepakbola Indonesia yang selalu ramai dibicarakan jelang duel laga pertandingan. Perseteruan antar dua kelompok supporter; Viking dan Jakmania seakan tidak ada habisnya 'tuk diperbincangkan. Banyak pula yang tidak mengetahui sejarah permusuhan dua kelompok supporter ini. Sebagian besar kebencian antar masing-masing kelompok berasal dari budaya saling menebarkan kebencian tanpa berusaha mencari tahu bagaimana permusuhan berkepanjangan ini bermula.

Berikut sebuah artikel dari seorang Bobotoh (pendukung) Persib Bandung, @ekomaung

***

...Lanjutan dari bagian sebelumnya...

Gesekan berlanjut
 
"GBK pernah BIRU"
Di masa itu PERSIB memang kurang bersinar, nama besar dan loyalitas bobotoh-nya lah yang membuat PERSIB tetap disegani, dan diantara keredupannya itu, tetap ada satu nama yang mampu menjada track PERSIB sebagai penyuplai pemain untuk tim nasional setelah berakhirnya era Robi Darwis, satu-satunya pemain PERSIB yang tetap dipanggil oleh tim nasional itu adalah pemilik VO2MAX tertinggi di timnas pada saat itu, salah satu pemain favorit penulis, dia adalah Yaris Riyadi.


Dengan adanya satu wakil PERSIB di timnas maka sudah menjadi alasan yang cukup kuat bagi bobotoh untuk tetap setia memberi dukungan kepada tim merah putih, terutama saat berlaga di GBK, dan diantara mereka yang rajin nonton timnas adalah anak-anak Viking Jabodetabek (sekarang kan memekarkan diri menjadi vkg bekasi, bogor dsb), nah konon katanya, euceuk, ceunah, meureun, sejak kejadian bentrok di Bandung itu, anak-anak Jakmania mulai melakukan intimidasi dan gangguan-gangguan serius kepada anak-anak Viking jabodetabek ataupun para penonton asal Bandung, alkisah makin lama makin hot dan dibalas pula dalam setiap kesempatan meskipun itu diluar laga PERSIB vs Persija. Salah satu yang saya ingat adalah gangguan yang ditujukan pada Jakmania ketika Persija bertandang ke kandang persikab di stadion sangkuriang cimahi, rupanya acara ganggu-mengganggu ini cukup banyak juga peminatnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa peletup dan momentum yang membuat pertikaian ini semakin membara dan sulit padam adalah kejadian setelah kuis siapa berani di Indosiar. Saat itu anak-anak Viking yang tampil sebagai jauara kuis rupanya telah diincar dan siap dihabisi sejak mulai studio hingga jalan tol, insiden terhebat adalah di pintu tol tomang, anak-anak Viking di hajar habis-habisan dan ya begitulah tak perlu diceritakan secara detail.


Bentrokan terhebat yang terjadi pasca insiden Kuis Siapa Berani terjadi sekitar tahun 2001. Saat itu PERSIB dijamu Persija di GBK Jakarta, kebetulan saat itu isu-nya masih terbatas Viking dan Jakmania, belum bobotoh ataupun suporter PERSIB secara keseluruhan. Saya masih ingat saat itu anak-anak Viking berangkat menggunakan banyak bus, sedangkan Bobotoh lain berangkat menggunakan banyak mobil pribadi,termasuk saya yang memilih menggunakan minibus bersama kawan-kawan.


Jika tak salah dulu kami masih menggunakan jalan via Puncak belum Cipularang, semua masih tertawa-tawa hingga kami memasuki tol dalam kota Jakarta. Disamping kami di jalan reguler melaju sejajar sebuah metromini sarat Jakmania yang terus menunjuk-nunjuk kami dan meneriaki mobil kami, saat itu atmosfer permusuhan belum separah sekarang sehingga ya berani-berani saja tetap kibar bendera biru dan memakai baju PERSIB, karena yang punya masalah kan Viking dan Jakmania, sedangkan kami yang tidak bergabung dengan rombongan seharusnya aman, itu cara pikir bobotoh kebanyakan. Karena beberapa mobil plat D didepan pun tak melepas bendera PERSIB mereka, dan rupanya itu adalah ide buruk…sangat-sangat buruk. Lepas dari tol, mobil kami beserta 2 mobil lainnya dikejar oleh ratusan Jakmania. Segeralah gas ditancap dengan maksud melarikan diri, namun tak diduga macet luar biasa di depan TVRI, mobil kami terhenti dan segeralah Jakmania mengerubungi mobil kami, bunyi keras sekali entah apa yang mereka gunakan untuk menghajar bodi mobil dan kaca, pendek cerita, kaca mulai pecah dan rontok, kawan-kawan yang duduk paling dekat dengan jendela pun terkena pukulan langsung. Saya masih ingat andai TUHAN tak segera menolong kami saat itu mungkin kami akan menjadi bulan-bulanan paling parah ya mati dan saya tak mungkin menulis tulisan ini. Pertolongan TUHAN itu adalah ketenangan luar biasa dari sang sopir, meski darah mengalir dari kepalanya dia tetap dapat melihat jalan kecil sisa galian kabel di tepi jalan dan segera melewati jalan itu, terlewatilah masa-masa yang tak akan pernah kami lupakan itu.


Kami dipandu oleh salah seorang Viking jabotabek bernama Agus Rahmat dan segera mengamankan diri ke area lapangan hoki, sementara yang lain mencoba menghentikan pendarahan dan melakukan pertolongan pertama. Sementara itu menurut kabar anak-anak Viking pun terlibat bentrokan hebat dan tak dapat masuk stadion, bentrokan terjadi di luar dan dalam stadion karena beberapa kawan yang bisa masuk stadion (konon mereka ini adalah anak-anak jabodetabek) berada dalam jangkauan Jakmania sehingga polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau the jak, imbasnya sampai ke lapangan, konon Aceng Juanda cs pun bergelimpangan di lapangan hijau akibat gas airmata ini, PERSIB kalah 0-3 dan bagi sebagian orang yang menjadi korban insiden pada hari itu, mereka telah menemukan alasan untuk menyatakan perang seumur hidup kepada Jakmania, slogan-slogan permusuhan pun mulai marak dan menjadi komoditas ekonomi untuk dicetak pada kaos-kaos suporter.

Sekian.
***

No comments:

Post a Comment