Thursday, February 6, 2014

Young Leader Talk (1): Ada Ulil di balik Gita?

Sumber: @fimkece
Rabu, 5 Februari 2014 saya mengikuti sebuah diskusi kepemudaan "Young Leader Talk" yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Muda (FIM) chapter Bandung bekerjasama dengan Bandung Strategic Leadership Forum (BSLF). Acara yang menghadirkan Ridwansyah Yusuf (@udayusuf) dan Pak Gita Wirjawan ini mendapat sambutan hangat dari para peserta yang didominasi oleh mahasiswa se-Bandung Raya.

Acara yang sejatinya dimulai pukul 19.30 ini harus dimulai pukul 20.30 karena keterlambatan kehadiran sang (mantan) menteri perdagangan, Gita Wirjawan. Para peserta yang sudah memadati Kedai Persib, Jalan Sulanjana ini pun tetap sabar menanti kehadiran narasumber satu ini. Baru saya ketahui ternyata di hari yang sama, Pak GW ini mengikuti serangkaian acara Debat Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat dari siang hingga petang di Hotel Harris, Bandung. Debat konvensi Capres pun telat usai. Sehingga menyebabkan keterlambatan Pak GW hadir di tempat diskusi.


Uda Yusuf, sebagai Co-Founder BSLF menyambut kehadiran Pak GW sekaligus mengantarkan ke panggung utama narasumber. Keduanya langsung disambut dengan tepuk tangan meriah dari para peserta. 

Ada satu hal menarik yang sempat mengagetkan saya dan beberapa rekan saya yang hadir di acara tersebut. Diantara rombongan Pak GW, ada Pak Ramadhan Pohan, anggota DPR dari Partai Demokrat yang kini maju kembali sebagai caleg untuk dapil daerah Sumatra. Saya menilai Ramadhan Pohan ini setipe dengan Sutan Batoegana dan Ruhut Sitompul. Keras, kadang lucu, sering arogan.

Ulil menyimak diskusi dari kursi penonton
Selain Ramadhan Pohan, ada satu lagi tokoh di Partai Demokrat yang mendampingi Pak Gita Wirjawan. Ia adalah Ulil Abshar Abdalla, pendiri Jaringan Islam Liberal. Yap, kehadiran orang ini sangat membuat saya terkejut. Pasalnya, Ulil ini seringkali mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial terkait kebebasan beragama. Dalam sebuah tulisan berjudul "Menjadi Muslim Dengan Perspektif Liberal", Ulil mengaku bahagia dan nyaman dengan keyakinan dan gagasan-gagasannya selama ini yang ia lontarkan ke publik. Ia menolak keyakinan kelompok yang ia sebut konservatif, yang hanya sami'na wa atha'na (kami dengar dan kami taat) pada perintah Allah tanpa reserve

Ia mengatakan,
"Tak ada gunanya kita tunduk pada perintah harafiah Tuhan jika kita tak bisa mempertanyakan perintah itu. Bertanya secara kritis adalah bagian integral dalam proses menuju kebahagiaan. Inilah cara saya memahami Islam. Saya merasa tentram dan bahagia dengan pemahaman semacam itu."


Beberapa saat setelah Ulil dipanggil oleh moderator
Awalnya default acara yang disiapkan panitia hanyalah menghadirkan dua narasumber saja, Pak Gita Wirjawan dan Uda Yusuf. Semakin terkejut saya ketika Kang Syauqi selaku moderator di akhir sesi memanggil nama Ulil Abshar untuk maju ke panggung narasumber. Kang Syauqi memberi kesempatan berbicara kepada Ulil saat itu. Entah apa maksudnya. Entah ini memang sudah skenario panitia, atau memang ada desakkan tertentu untuk menghadirkan Ulil maju berbicara. Itu prasangka saya saat Ulil dipanggil namanya.

Tak banyak yang disampaikan Ulil. Ia hanya menyampaikan bahwa negara kita, Indonesia, memiliki tata aturan hukum yang berlaku. Kebebasan setiap individu sangat dijaga oleh hukum yang ada. Begitu kata Ulil mengawali sambutannya. Selebihnya, Ulil hanya mempromosikan Gita Wirjawan untuk dipilih sebagai presiden. Di penutup sambutannya, Ulil berkata..
"Pak Gita ini keren. Lulusan Harvard. Beliau pengusaha ternama. Trackrecord bagus. Kurang apalagi coba? Sudah saatnya Indonesia dipimpin orang muda. Pak GW inilah orangnya."
Ulil berbicara mengenai Gita
Seorang teman memberikan analisis singkat yang tidak pernah terpikirkan oleh saya sama sekali. Ia menganalisis bahwa moderator ini cerdas. Cerdas mengundang Ulil naik panggung? Ya, cerdas. Boleh jadi Kang Syauqi memanggil Ulil untuk menjadi narasumber (dadakan) ialah inisiatif spontan. Moderator ingin membuka wawasan bahwa Pak Gita Wirjawan ini didukung oleh Ulil Abshar Abdalla, pentolan Jaringan Islam Liberal.

Teringat ucapan Kang Syauqi sesaat sebelum memanggil Ulil, "Hari ini kita kedatangan tamu istimewa. Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan namanya. Ia seorang pendiri JIL, Jaringan Islam Liberal. Kita langsug panggilkan untuk duduk didepan bersama kita, Ulil Abshar Abdalla.."

Satu wawasan sekaligus kesimpulan sederhana dari event ini adalah ada Ulil di balik Gita. Maka semakin terang benderanglah, ke arah mana negeri ini kelak akan dibawa.

..bersambung..

No comments:

Post a Comment