Wednesday, May 14, 2014

Ia, 22 Tahun Usianya...


Helda bersiap ke TPA
Rasanya baru kemarin kami mengaji bersama di TPA. Berteriak lantang menyerukan ikrar santriwan-santriwati TPA Arafah di dekat rumah. Ditambah pula dengan semangat mengambil kelas ngaji tambahan. Hanya berdua, aku dan ia. Ibu Siti nama pengajarnya.

Rasanya baru kemarin kami berangkat pergi ke sekolah bersama. Saling berlomba bangun lebih pagi. Tak pernah bosan kami dengan menu sarapan yang dibuat oleh Mama. Dari SD hingga SMA. Nasi, telor ceplok + kecap. Tak lupa ditutup dengan secangkir susu Dancow atau Milo rasa coklat. Baru kemudian berangkat. Ya, begitulah rutinitas kami setiap pagi. Sehat.

Rasanya baru kemarin kami saling diam minim sapa saat di SMP maupun SMA. Anehnya, saat di sekolah kami jarang sekali untuk saling sapa. Entah kenapa. Mungkin karena terlalu asyik main dengan teman sebaya. Sehingga tak pernah terlintas di pikiran 'tuk menyapa saat jumpa. Atau mungkin karena gengsi. Gengsi kenapa? Ah, entahlah. Absurdnya masa sekolah..

Rasanya baru kemarin kami saling membandingkan nilai Raport. Masa-masa SD adalah masa berjayanya prestasi akademik. Alhamdulillah, kami selalu berada di peringkat tiga besar di kelas.

Rasanya baru kemarin juga kami dipanggil Jamil - Jamila saat SMA. Saat itu ia kelas satu, aku kelas tiga. Setiap hari selalu berboncengan naik motor ke sekolah. Setiap kali memasuki pintu gerbang SMA, tidak jarang terdengar teriakan dari lantai dua sekolah, "Woooi! Jamil - Jamila!". Mungkin karena saking miripnya wajah kami. Banyak temanku juga yang bilang "Mil, adeklo mirip banget sama lo!Lo pake jilbab, hasilnya Helda. Helda lepas jilbab, jangan-jangan hasilnya Lo?!"

Jamil-Jamila saat menggila
Entah ia sadari atau tidak, aku merasa lebih dekat dengannya justru saat "hijrah" dari Jakarta. Jalan-jalan atau curhat-curhat kegalauan yang dahulu mungkin hanya dipendam sendiri, kini mulai lebih cair 'tuk saling berbagi. Qualitytime dengannya justru lebih terasa saat setelah jarang berjumpa. Mungkin akibat akumulasi rindu yang membuncah di dalam dada.

Ya, jauh namun dekat. Jauh secara fisik, namun dekat secara emosi.



Ia, Helda Melliantha.
Anak kebanggaan Papa & Mama.
Hari ini 14 Mei 2014, genap 22 tahun usianya.


Bertambah hakikatnya berkurang.
Bertambah usia, berkurang jatah hidup di dunia.

Maafkan, hadirku hanya dalam bentuk doa terbaik untukmu..
Semoga Allah senantiasa memberkahi usiamu, memudahkan segala urusanmu, menjadikanmu muslimah cantik nan shalihah, serta senantiasa berada di jalan kebaikan.. Amiin yaa Rabbal 'aalamin..

-Aa-





No comments:

Post a Comment