Thursday, January 30, 2014

Bobotoh dari Jakarta (1): Awal Mula Jatuh Cinta

Suasana tribun barat Stadion Siliwangi
(Sumber: koleksi pribadi)
Kali ini saya akan bercerita tentang fanatisme saya terhadap sebuah klub sepakbola kebanggaan Jawa Barat, Persib Bandung. Banyak yang bertanya kepada saya, "Mil, gw heran sama lo, anak Jakarta kok sukanya Persib sih?" atau ada juga yang berkata, "Jakarta kok setengah-setengah!" Lah? :o

Saya dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta. Sejak lahir hingga lulus SMA saya tinggal di Jakarta. Teman-teman SD, SMP, SMA saya banyak yang menjadi pendukung klub sepakbola asal Jakarta, Persija. Atau mereka biasa menyebut dirinya dengan bangga sebagai Jakmania.


Saya lahir dari keluarga berdarah Sunda. Kedua orangtua saya berasal dari Garut, satu kecamatan, beda desa. Uwa', mamang, bibi, banyak yang tinggal di Bandung. Sepupu saya dominan Bobotoh, sebutan untuk pendukung Persib Bandung. Sampai dengan SMA, saya tidak terlalu mengikuti perkembangan sepakbola Indonesia. Berminat menonton hanya bila ada BigMatch saja, Persib vs Persija misalnya. Entah mengapa meski saya bukan supporter Persib ataupun Persija saat itu, sepupu saya selalu mencap saya sebagai Jakmania. Jadi bila Persija bermain buruk, atau Persib dikalahkan Persija, saya selalu menjadi sasaran sindiran berikut bully-an 'tuk menjelekkan Persija. *tepokjidad*

Well, sebenarnya semua bermula dari ketidaksengajaan. Begini ceritanya..

Sejak tahun 2008 sampai dengan tulisan ini dibuat (ga usah dihitung lamanya), saya kuliah di Bandung. Tahun 2011 saya Kerja Praktek (PKL) di Telkom Garut. Momentum KP ini saya manfaatkan untuk membujuk orangtua saya agar bisa membawa motor dari Jakarta. Motor  yang bernopol B5950JM itu saya gunakan selama KP di Garut dan selama beraktivitas di Bandung.

Minggu, 19 Juni 2011; saya berangkat sekitar jam 9 pagi dari Jakarta. Menuju satu tujuan, Garut. Dengan harapan sore bisa transit dulu di Bandung sebelum lanjut ke Garut malam harinya. Ini kali pertama saya mengendarai motor perjalanan jarak jauh Jakarta-Bandung-Garut. Saya pun sangat menikmati perjalanan, santai, tidak ngebut. Menelusuri jalan raya Bogor, harus sabar di antara macetnya Pasar Cisalak juga Cibinong. Rute favorit adalah saat memasuki wilayah Puncak, Bogor. Jalannya yang berkelok naik-turun, mengusir kantuk. Sejuknya itu yang membuat kian nikmat perjalanan. Di tambah adanya Masjid Atta'awun Puncak yang selalu saya jadikan tempat rehat separuh perjalanan.

Konvoi Bobotoh
(gambar dari sini)
Setelah melewati area Bogor, masuklah ke Cianjur. Disini saya mulai "deg-degan". Kenapa? Karena saat itu, saat mulai memasuki wilayah Cianjur, saya berpapasan dengan rombongan bobotoh, lengkap dengan segala atributnya. Mereka konvoi menggunakan motor. Ada juga yang ramai-ramai menggunakan bus maupun truk. Tak hanya satu-dua motor, tapi banyak. Sungguh banyak.



Yang membuat saya tegang di jalan adalah, saya ingat bahwa saya membawa motor berplat B. Dan mereka (bobotoh) setahu saya saat itu, sangat sentimen dengan segala hal yang berbau Jakarta. Tetiba saya ingat juga dimana saya pernah menyaksikan langsung ada mobil berplat B di Bandung yang jadi sasaran keisengan 'oknum' Bobotoh yang baru pulang dari stadion. Saya berpikir, mobil saja mereka jahili, bagaimana dengan motor?. Mereka beriringan di jalan dalam jumlah yang besar pula. Bisa 'habis' saya (membatin, saya panik).


Konvoi Bobotoh
(Gambar dari sini)
Sejak berpapasan dengan mereka, satu hal yang saya fikirkan adalah: Cari kios yang berjualan atribut Persib, untuk kemudian saya pakai sehingga menetralisir unsur Jakarta tadi. Sepanjang jalanan Cianjur, saya tidak menemukan apa yang saya cari. Hingga akhirnya di daerah Padalarang saya menemukan pedagang kaki lima yang menjual atribut Persib. Tanpa pikir panjang, saya langsung membeli PoloShirt hitam berlogo Persib dan satu buah Syal bertuliskan Bobotoh Persib. Tak perlu waktu lama, semua atribut itu sudah terpakai. Dan saya pun melanjutkan perjalanan dengan jauh lebih tenang, bahkan saya selalu join konvoi di belakang iring-iringan motor menuju stadion. Perjalanan yang asyik! Dan baru saya sadari belakangan bahwa hari itu adalah hari terakhir kompetisi Indonesia Super League yang mempertemukan Persib vs Deltras Sidoarjo di stadion Si Jalak Harupat, Soreang.

Saya merasa, inilah momentum pertama saya jatuh cinta pada Persib.. Terlihat aneh? Mungkin. Maka rasanya tak berlebihan bila saya setuju dengan pernyataan @ekomaung, “Menjadi Bobotoh adalah hidayah terindah supporter sepakbola”. Dan boleh jadi  perjalanan hari itu, ialah perjalanan yang digariskan Tuhan pada saya untuk menjemput ‘hidayah’ tersebut.  Kemudian saya semakin sering berinteraksi dengan segala hal yang berkaitan dengan Persib; mengikuti berita mengenai Persib, memfollow akun-akun besar bobotoh, menyengajakan hadir seorang diri ke Siliwangi & Si Jalak Harupat, berjumpa dengan komunitas bobotoh, dan masih banyak lagi. Catatan lainnya ‘kan dilanjutkan melalui tulisan-tulisan berikutnya.

Ini cerita saya. Mana cerita kamu? ^_^

...bersambung...


5 comments:

  1. bahasanya beda ye sama postingan yang lain :p
    amazed nih tau-tau udah banyak yang baru, tulisan dan templatenya hahaha.
    i, too, have to be as productive as before!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak lepas dari dorongan seorang sahabat untuk bisa menuliskan apapun yang bisa dibagikan.
      Salam kenal, Anonymous! :D

      Delete
  2. kisah kita mirip mirip nih bro, cuma bedanya ane dikenalin dengan persib oleh ortu dari jaman balita dan langsung jatuh cinta, terus pindah ke bandung mulai dari SMA hehehe

    salam kenal..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap. Jakarta tak hanya oranye. Jakarta 'tak hanya supporter Persija. Jakarta, bobotoh Persib pun ada.

      Salam kenal, Ridhana! :)

      Delete
  3. maha besar tuhan, menciptakan cinta yang buta sehingga cinta tidak akan pernah mengenal ruang, waktu. tempat dan logika, setidaknya itu adalah konsep cinta yg tuhan ciptakan yang saya tau walau hari ini semua aspek itu satu persatu mulai hilang atas nama urbanisasi atau modernisme atau perkembangan jaman atau apapun itu, eat da shit dude, hehehe, pointnya respect badag untuk siapapun kalian dan dari mana pun kalian yang mencintai persib! hari ini dan selama nya kami biru.. lanjutkan bang jamil :D

    ReplyDelete